Medan - Jurnalisku.com
Ketua DPC KPNI Kota Medan, mengatakan dialog publik yang kita adakan hari ini bentuk semangat dari kawan kawan perempuan kota medan yang tergabung di KPNI,
Lebih jauh, kami berharap KPNI mampu menjawab persoalan kepemimpinan perempuan di Kota Medan agar apa yang menjadi cita-cita KPNI dapat terwujud, tegasnya.
Hal ini di sampaikan di aula gedung UISU di jl Sisingamangaraja, kecamatan Medan kota , 30/05/2024 .
Dewan Pimpinan Cabang Kesatuan Perempuan Nasional Indonesia Kota Medan (KPNI) tersebut menggelar dialog publik dengan Tema : Pilwalkot Kota Medan, Kepemimpinan Strategis Menyambut Indonesia Emas 2045.
Dialog publik yang di selenggarakan DPC KPNI Kota Medan, dengan Narasumber : Afridha Ginting, SH, ada mantan Wali Kota Medan Akhyar Nasution, M. Si, dan Dekan FISIP UISU Ridwan Nasution, S. Sos., M.IKom.
Afrida Ginting, Ketua Pembina Kesatuan Perempuan Nasional Indonesia (KPNI) menuturkan bahwa perjalanan kepemimpinan Wali Kota Medan dari masa-kemasa sampai sampai saat ini belum pernah ada porsi perempuan untuk mengisi ruang kepemimpinan Kota Medan.
Lebih lanjut, Afrida Ginting sebagai Bakal Calon Walikota Medan, yang juga pelaku usaha, menyampaikan KPNI segera perkuat kembali porsi dan posisi kepemimpinan perempuan dalam menghadapi bonus demografi Indonesia.
" Janganlah perempuan rela di posisikan sebagai sangkar madu dari pergaulan zaman ini. Kita (perempuan) harus sadar bahwa dari duka dan derita hidup perempuan itu, dalam jiwanya perempuan tetap memiliki harapan mulia untuk hari depan anak yang dilahirkannya.
Dari perempuan, nilai-nilai hidup dan kehidupan yang dibentuknya, menjadi salah satu alasan Indonesia masih bisa kuat hingga saat ini. Oleh karena itu, Kepemimpinan perempuan menuju Indonesia Emas 2045 harus mengutamakan keadaban dan kecerdasan baik kecerdasan sosial, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sehingga kita mampu memenangkan Zaman.” Tegas Afrida Ginting
Sementara mantan Wali Kota Medan Akhyar Nasution, M. Si, menyampaikan “bagaimana dapat pemimpin, kalau aturan di penggal untuk mendapatkan pemimpin yang strategis masih jauh dari harapan. Bahkan dalam proses tahap pencalonan kepala daerah yang menentukan itu pimpinan partai politik”, ucapnya.
Lebih lanjut Akhyar menuturkan bahwa “pentingnya etika dan moral dalam berpolitik, dan mengingatkan peserta dialog publik agar menolak money politics, harapan kita akan adanya pemimpin yang strategis yang mampu membangun Kota Medan kearah yang lebih baik”, imbuhnya.
Sedangkan Dekan FISIP UISU Ridwan Nasution, menyampaikan secara umum pengertian politik, dan makna kita berbangsa dan bernegara, juga mengingatkan mahasiswa jangan terjebak dalam poltik praktis.
“Kita perlu memperhatikan sosok calon seperti apa yang kita mau, pemimpin yang punya kemampuan dan wawsan yang luas yang paham tentang masyarakat Kota Medan”
Sebelumnya saat pembukaan Ketua Presidium KPNI Wina Arafah, mengatakan bahwa dialog publik yang di adakan hari ini akan menjadi tonggak bersejarah bagi perempuan muda dalam memperkuat peran-peran perempuan terutama pada soal kepemimpinan di Sumatera Utara maupun di Indonesia.
“Kita akan senantiasa menjadi lembaga yang berpihak kepada pembasisan dan penguatan kepemimpinan perempuan di tengah-tengah masyarakat. tutupnya.
(DM/red)