Medan.Jurnalisku.com- Diduga penyerobotan Lahan, Warga Gang Sori Pada Dusun IV, Desa Helvetia Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara masih perkarakan jalan untuk masyarakat sekitar yang bertahun tahun belum juga menemukan titik terang, alias tak kunjung selesai mulai dari tahun 2005 hingga kini, Senin(07/03/2022)
Karena keresahan ini, warga Sori Pada akan melaporkan TAJ selaku pemilik tanah ke Polisi Daerah Sumatera Utara dan ke Kejaksaan Negri Tinggi Sumatara Utara, diduga Menyerobot Tanah Jalan Sori pada yang di Hibahkan, melalui Kuasa Hukumnya tersebut
Menurut keterangan warga Sori Pada yang meyakini bahwa berdasarkan surat tanah yang di hibahkan dari seorang warga Sori pada, yang bernama Risman Polo Nadeak, pada Tahun ( 17/10/1980 ) dengan lebar 4 meter dan panjang 203,85 meter.
Warga juga menambahkan, Berdasarkan Surat Permohonan pengembalian batas yang dimohon oleh TAJ dengan nomor berkas 45244/2016 tanggal 04 Oktober 2016, serta surat tugas pengukuran no 2318/St- 02.04)2016, tanggal 06 Oktober 2016 yang diterbitkan oleh kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang, telah dilaksanakan pengukuran pengembalian batas tanah yang terdaftar sebagai serifikat hak milik No 987/Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang seluas 8.705 M2
Menurut keterangan seorang warga jalan Sori Padada Rosmina Boru Panjaitan sering disapa Opung mengatakan dahulunya jalan yang mereka lalui tersebut lebarnya 4 meter kemudian bergeser seperti sekarang menjadi 1,2 meter.
"Kami merasa tidak senang atas perbuatan TAJ kepada kami. Dulu jalan kami lebarnya 4 meter, bergeser lagi menjadi 2,5 meter, bergeser lagi sekarang menjadi 1,2 meter" jelas Ibu Boru Panjaitan.
Lanjut Rosmina Boru Panjaitan, "Sekarang jalan kami kalau hujan tinggi air 20 sentimeter bahkan lebih, dulunya jalan Sori pada ini lebar, ada saluran air nya di pinggir jalan ini, sekarang Tembok Milik TAJ ini makin melebar separuh jalan". Jelas Ibu Boru Panjaitan dan warga.
Senada hal itu, warga lain Sori Pada memohon kepada Pemerintah untuk memperhatikan masyarakat sekitar yang resah bahwa jalan apabila hujan anak anak pergi ke sekolah harus terpaksa buka sepatu dahulu akibat banjir.
"Mohon kepada pihak pihak pemerintah perhatikanlah kami sebagai masyarakat di sini. Tolonglah dimana kami mau jalan, ini jalan umum pak dimana mana penguna jalan dari sini awalnya semua orang. Dimana kami mau jalan. Tolonglah kepada aparat pemerintah untuk memperhatikan warga kami. Kami masyarakat di sini sampai sampai apabila hujan harus bukak sepatu dulu ke sekolah. Sampai ujung ujungnya terlambat sekolah. Kata Nurita Karolin Sutorus.
Saat Wartawan mengkonfirmasi PLT, Kades Helvetia melalui Handphone dan Whatsapp tidak diangangkat hingga berita ini diterbitkan.
(Tim)