Marelan.Jurnalisku.com-Guru merupakan profesi mulia yang selalu disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Apalagi pendapatan guru non PNS belumlah sepadan dengan jasa yang didapatkan selama ini. Masih banyak guru non PNS yang hidupnya pas-pas an karena pendapatan yang belum memadai. Untuk membantu guru non PNS tersebut pemerintah memberikan bantuan insentif kepada guru non PNS.
Namun berbeda guru yang ada di Yayasan Raudhatul Amanah di Tanah 600 Marelan. Menurut pengakuan beberapa guru kepada wartawan maritimonline.com, Kamis (03/03/22).
Siti Aisyah Spd, Salah seorang guru di yayasan Raudathul Amanah kepada awak media mengatakan dirinya juga dipotong oleh Kepsek (Yuyun) sebesar 100 rb- 200 rb setiap pencairan isentif dari Kemenag Medan/Pemko.
" Saya dipotong sebesar 100 rb - 200 rb bang, alasan Kepsek untuk memberi guru yang tidak dapat dana insentif dan untuk uang administeasi ke Kemenag," ucap Aisyah yang juga salah seorang ahli waris pemilik tanah dan juga pendiri yayasan Raudathul Amanah.
Ditambahkan Aisyah kalau Darliah memang dulu menerima dana insentif tersebut dan dirinya juga merasa heran kenapa bisa terima dana itu. Selain itu Sri Yuyun Suryani Spd.i juga merangkap sebagai Kepsek RA, MDTA dan MIS
Saloma Aini munthe Spd guru di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Raudathul Amanah dan Miss Ria guru Ra di yayasan yang sama juga mengaminkan yang dikatakan oleh Aisyah.
" Iya bang, saya juga di potong untuk bantu guru dan uang administrasi pengurusan ke Kemenag Medan," keluh Saloma.
Miss Riani ketika dihubungi lewat telp genggamnya di No 08526121XXX mengatakan hal yang sama, dirinya dipotong 200 rb - 300 rb setiap pencairan.
Sri Yuyun Suryani SPd.i saat dihubungi selularnya mengakui kalau dirinya merangkap sebagai Kepsek Ra, MDTA dan MIS, Saya rasa nggak ada masalah. Yuyun juga membantah ada memotong insentif guru-guru disekolahnya.
" Saya memang kepala sekolah Ra, MDTA dan MIS, selama ini nggak ada masalah kok, Tidak benar, Saya tidak ada memotong insentif guru-guru," ucapnya.
Sementara Ketua Yayasan dan Pendiri Raudathul Amanah, Azhari mengaku terkejut atas keluhan para guru yang dipotong insentifnya oleh Kepsek (Yuyun).
" Saya terkejut Dek, Atas pemotongan yang dilakukan Kepsek, Apapun alasannya ini tidak bisa dibenarkan. Seharusnya dia daftar guru-guru yang belum dapat insentif agar bisa dapat seperti guru-guru yang lain," kesalnya.
" Memang berapa biaya administrasi yang harus dikasih ke Kemenag untuk pencairan insentif ini, Saya sudah pesan sama Yuyun untuk sejahterakan guru-guru yang mengajar di yayasan Raudathul Amanah ini, hak saya tidak akan saya ambil asal guru-guru disejahterakan," ujar salah satu Ahli waris dari Almh. Patimah binti Tiyung ini.
" Yayasan ini akan saya audit perjalanannya selama ini dan guru-guru akan saya panggil dan pertanyakan apa benar ada menerima uang dari kepsek yang dipotong dari insentif guru-guru yang lain," tutupnya.
Sementara Kakankemenag Kota Medan Dr. H. Impun Siregar, M.A. dan Kasipenmad Kemenag Kota Medan, Yose Rizal, S.Ag, MM saat dihubungi telp selularnya untuk dikonfirmasi mengenai adanya biaya administrasi dalam pencairan insentif guru di yayasan Raudathul Amanah tidak diangkat walau terdengar nada sambungnya.(Bersambung)
(Tim)