Padang Sidempuan-Jurnalisku.com
Lapas Kelas IIB Padang Sidempuan Bersama Penyuluh Agama Islam dari Kemenag Kota Padang Sidempuan serta Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padang Sidempuan rutin menggelar program pembinaan kepribadian khususnya pendalaman Ilmu Agama Islam dan Al-qur’an serta program berantas buta huruf Hijaiyah. Setelah vakum selama 2 tahun lebih akibat dampak pandemi covid yang merebak, kini para WBP Lapas bisa kembali meraih ilmu melalui pengajian dan tausyiah secara langsung bersama pendakwah dari kantor Kementerian Agama Kota Padang Sidempuan dan Mahasiswa UIN Sahada. Selasa (13/09/22)
Kedatangan Ketua Pokja Penyuluh Agama Islam beserta rombongan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Padang Sidempuan disambut hangat oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Indra Kesuma, A.Md.IP.,SH.,MH bersama Kepala Seksi Pembinaan Anak Didik dan Kegiatan Kerja, Efrida Sri Mulyana dan Kepala Subseksi Registrasi dan Bimkemas, Muslihul Hayat Harahap.
Kalapas Indra Kesuma, berharap dengan adanya pengajian maupun tausyiah secara langsung ini para WBP di Lapas akan memperoleh pendidikan khusus Agama Islam agar program pembinaan bisa lebih maksimal yang outputnya bisa dirasakan langsung oleh WBP serta diharapkan program bimbingan mental, rohani dan kepribadian WBP dapat tercapai, sehingga tujuan sistem pemasyarakatan dapat diwujudkan, tutur Indra Kesuma.
Kalapas Indra Kesuma juga berharap bukan hanya saja membantu dalam membina mengajar para warga binaan agar bisa baca Al-Quran, tetapi juga menyediakan waktu agar para warga binaan dapat melakukan kajian agama, harapnya.
Sementara itu, Guntur Harahap, S.HI selaku Ketua Pokja Penyuluh Agama Islam yang aktif dalam kegiatan pembinaan mental di lapas tersebut memberikan arahan kepada para warga binaan bahwa, “Lembaga Pemasyarakatan bukanlah akhir segalanya, walaupun secara hukum napi sudah ditentukan dan diputuskan oleh badan peradilan Negara, sebagai akibat dari kelalaian dan kesengajaan melanggar norma hukum, namun jadikanlah lapas sebagai tempat instropeksi diri atas kesalahan prilaku dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa, tentunya dengan kegiatan keagamaan,” jelas Guntur.
Kasubsi Registrasi dan Bimkemas, Muslihul Hayat Harahap, dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa, “Pembinaan keagamaan mampu membentuk mental positif bagi narapidana, yang bertujuan meningkatkan kesadaran melaksanakan ajaran-ajaran agama, dan meningkatkan pengetahuan agama mereka. Ada enam pilar karakter yang dapat dibentuk melalui pembinaan keagamaan bagi setiap narapidana, yakni kejujuran, rasa percaya diri, rasa hormat, rasa tanggungjawab, rasa kepedulian dan toleransi,” ungkap Muslihul.
Sementara itu, YS salah seorang warga binaan Lapas merasa terbantu dengan berbagai program yang diberikan oleh Lapas, “Mungkin ini cara Allah mendekatkan diri setiap hamba kepadaNya, saya merasa bisa menambah ilmu kajian agama disini dengan hadirnya pendakwah dari berbagai Instansi dengan berbagai program yang diberikan,” ucap YS disela-sela kegiatannya.
Dengan adanya bimbingan dan penanaman nilai-nilai positif agama Islam secara intensif, maka diharapkan para warga binaan dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga mereka tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama di masa-masa yang akan datang.
(Red)