Medan - Jurnalisku.com
Hidup tenang dan bahagia bersama anak atau pun keturunan di masa tua itu adalah dambaan setiap manusia. Dimana semasa hidup para orang tua telah berjuang menjaga dan merawat anak yang menjadi amanah dalam kehidupannya.
Namun, tidak seperti yang terjadi kepada Nek Udo (84) warga Gang Cempaka Lingkungan VIII, Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.
Nek Udo harus terus berjuang bertahan hidup demi anak semata wayang yang memiliki keterbelakangan mental dengan terus mencari pundi-pundi rezeki dengan mencari barang bekas untuk menghidupi anak dan dirinya.
Tinggal di rumah panggung yang nyaris roboh, membuat kehidupan Nek Udo sangat miris dan memprihatinkan. Hal ini terjadi semenjak suaminya wafat beberapa puluh tahun yang lalu hingga dirinya harus berjuang sendiri dengan mencari rezeki.
Hal inipun diketahui Ketua Umum Komunitas Sedekah Jumat (KSJ), Saharudin dan melakukan Jumat Barokah di kediaman Nek Udo.
Kegiatan ini pun menjadi pantauan sosok sang pejuang duafa, H Ikhwan Lubis SH MH yang juga menjadi Dewan Pembina/Pendiri KSJ.
Dalam arahannya, H Ikhwan SH MH. mengatakan memprioritaskan Nek Udo dengan memberikan sembako dan tali asih untuk setiap minggunya agar tidak lagi mencari sisa barang bekas di masa tuanya.
"Kita bersama KSJ akan melakukan hal yang sama kepada para kaum duafa yang kita sama sama saksikan kehidupannya benar-benar kurang mampu seperti Nek Udo yang saat ini kita ketahui sudah tidak harapan selain menghidupi anak satu-satunya," kata Ikhwan.
"Saya berharap di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tidak ada lagi kisah seperti Nek Udo yang kita ketahui sangat memprihatinkan dan kami dari KSJ selalu siap menjadi sandaran kepada masyarakat kurang mampu seperti kaum duafa dan anak yatim piatu," tandas Ikhwan.
(Dara/Rouses/PW)