Jakarta - Jurnalisku.com
Fredi Marbun, tokoh pergerakan, pemerhati HKBP, pegiat HAM, aktivis anti-intoleransi dan penentang radikalisme, mengecam keras kebijakan yang mendorong agar Perayaan Natal Nasional justru mengalirkan bantuan pada kelompok yang disebut pendukung Hamas Palestina.
Sementara banyak jemaat Kristen Indonesia termasuk HKBP masih menghadapi diskriminasi dalam beribadah dan berkeyakinan," Selasa (25/11/2025).
Fredi menyinggung fenomena pemujaan berlebihan terhadap pimpinan gereja yang disertai seruan “Semangat Ompui!”, tanpa memikirkan nasib jemaat sendiri.
“Maruarar Sirait lebih memilih bargaining politik dibanding membela sesama yang tertindas. Kelompok garis keras pendukung Hamas Palestina kini tepuk tangan bergembira,” tegasnya.
Fredi menegaskan bahwa persoalan gereja di Indonesia masih sangat banyak dan belum terselesaikan, terutama yang berkaitan dengan HKBP. Ia menyebut adanya pelarangan beribadah di sejumlah daerah, penutupan gereja secara sepihak, permasalahan izin rumah ibadah yang berbelit-belit, hingga persoalan tata kelola keuangan gereja yang dinilai tidak transparan, serta berbagai persoalan internal lainnya yang terus menjadi beban umat di akar rumput.
“Bagaimana mungkin isu luar negeri dijadikan panggung utama, sementara pergumulan jemaat sendiri diabaikan? Banyak jemaat masih berjuang untuk sekadar dapat beribadah dengan tenang tanpa tekanan,” kritiknya.
Ia menyoroti Ephorus HKBP, Pdt. Viktor Tinambunan, yang dinilai seperti kehilangan kendali penilaian publik.
“Sebagai pimpinan tertinggi HKBP, mestinya ia berada paling depan membela jemaat yang dizalimi di negeri ini, bukan malah membawa HKBP menjadi juru kampanye isu luar negeri.”
Fredi mempertanyakan kapasitas pengetahuan pimpinan tersebut:
“Tahu tidak apa itu Hamas? Tujuannya apa? Asal usulnya apa? Jangan sampai hanya ikut-ikutan gegara dielu-elukan kelompok tertentu yang teriak ‘Semangat Ompui!’.”
Ia menyebut kebijakan ini sama seperti memberikan “puntung” kepada umat Kristen:
“Perayaan Nasional memberi keberuntungan ke pendukung Hamas Palestina. Kita yang sedang tertindas justru dapat sisa. Itu ironis yang menyakiti martabat umat.”
Fredi menutup dengan penegasan:
“Jika jabatan Ephorus didapatkan lewat proses Kotor maka Sikap dan Perilaku akan Kotor.”
(....)

